Rabu, 01 Juli 2020

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS CARTOON ART

    Guru sebagai pelayan publik dalam bidang pendidikan, memiliki peran-peran penting dalam melayani masyarakat untuk mencerdasakan anak-anak bangsa. Guru memiliki peran untuk menyampaikan ilmu-ilmu yang dimiliki. Dari gurulah, murid diajarkan membaca, menulis dan berhitung. Serta dari gurulah, murid mendapat pengetahuan baru dan pendidikan karakter. Guru sebagai orang tua kedua yang ada di sekolah setelah orang tua kandung di rumah. Peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan yang membangun, serta pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku.
    Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan, pembelajaran dapat membantu peserta didik agar memperoleh berbagai pengalaman dan pengalaman itu menambah tingkah laku peserta didik. Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, bahwa belajar merupakan sesuatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya tingkah laku peserta didik, sehingga pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik pada pelaksanaan proses pembelajaran harus tercipta hubungan timbal balik yang baik antara guru dan peserta didik. Pembelajaran harus terjadi secara dua arah, artinya kedua belah pihak harus sama-sama terlibat aktif dalam pembelajaran.       Tugas guru dalam pembelajaran adalah mengoptimalkan terjadinya perubahan pada peserta didik untuk diarahkan agar menjadi sosok individu yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perubahan tersebut akan berlangsung dinamis, efektif, dan efisien manakala guru bisa melibatkan seluruh potensi peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga harus dapat mendesain sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Hal ini dapat diwujudkan diantaranya dengan penggunaan model, metode, strategi, dan media pembelajaran yang tepat dan menarik untuk peserta didik. Apabila seorang guru dapat melaksanakannya maka untuk memperoleh hasil belajar peserta didik yang baik tentu mudah diwujudkan. Hasil belajar masih menjadi acuan atau patokan seorang guru dalam mengukur tingkat keberhasilan mengajarnya. Hasil belajar dapat digolongkan ke dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 
       Pendidikan yang baik dan berkualitas salah satunya dipengaruhi oleh proses pembelajarannya. Selama ini berbagai macam model, media, dan strategi pembelajaran telah berkembang sedemikian banyak. Namun dalam berbagai macam model, media, dan strategi tersebut belum sepenuhnya mengacu kepada hakekat anak pada usia sekolah dasar. Banyak para  guru yang melakukan proses belajar mengajar menggunakan berbagai macam model dan strategi pembelajaran namun belum sepenuhnya peserta didik di kelas tersebut merasa faham belajar akan materi yang diberikan.

1. Pengertian Model Pembelajaran
    Model pembelajaran adalah “suatu pola atau rancangan yang menggambarkan proses perincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan-perubahan atau perkembangan” (Mulyasa, 2012:148). Sedangkan menurut Agus (2013:47) model pembelajaran adalah “pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas”.
     Menurut Akhmad Sudrajat, “model pembelajaran yaitu bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru”. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce & Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa. 

    Menurut Esti (2011:87) Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pendekatan kontekstual adalah Pendekatan yang di mulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negoisasi) yang terkait dengan dunia nyata siswa sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan di sajikan, motivasi belajar muncul dunia pikiran siswa menjadi kongkrit dan susunan menjadi kondisif, nyaman dan menyenangkan (Heridian, 2010:4). Sedangkan menurut Suprijono (2012:79) Contekstual Teaching Learning adalah konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
      Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu dari sekian banyak model pembelajaran. Pembelajaran kontekstual dikembangkan dengan tujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan yang lain dan dari satu konteks ke konteks yang lainnya. Jadi, pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya. 


a. Pengertian Kartun 
    Daryanto (2011: 18) menjelaskan bahwa “gambar adalah bahasa bentuk atau rupa yang umum”. Kartun adalah gambar dengan penampilan lucu yang mempresentasikan suatu peristiwa. Kartun juga dapat diartikan sebagai sebuah gambar yang bersifat reprensentasi dan simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Gambar kartun yang digunakan dalam penelitian ini adalah tokoh-tokoh kartun yang sangat dekat dengan dunia anak-anak. Menurut Musfiqon (2012:84) “kartun adalah suatu gambar yang interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu”. Hal senada diungkapkan oleh Sadiman (2010:45) kartun adalah salah satu bentuk komunikasi grafis untuk menyampaikan suatu pesan dalam bentuk gambar sederhana.
    Kartun adalah gambar dengan penampilan lucu yang mempresentasikan suatu peristiwa. Orang yang membuat kartun disebut kartunis. Beberapa jenis gambar kartun yang dikenal saat ini ialah kartun editorial, gag cartoon, dan strip komik. Kartun editorial atau kartun politis biasanya ditujukan untuk menyatakan pandangan politik atau sosial dengan cara menyindir. Sementara itu, gag cartoon dimaksudkan untuk melucu tanpa menyindir. Strip komik ialah gambar kartun dalam bentuk komik singkat. Kartun dapat pula digunakan sebagai ilustrasi, misalnya dalam buku, majalah, atau kartu ucapan. Selain itu, kartun juga berkembang dalam media lainnya, yaitu film, dan dikenal sebagai animasi.
b. Kegunaan Gambar Kartun
    Fungsi gambar dalam pembelajaran adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin diberikan kepada siswa (Azhar Arsyad, 2009: 113). Sedangkan menurut Sadiman dalam Musfiqon (2012:85) fungsi kartun yaitu untuk menyampaikan pesan yang besar secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.
    Senada dengan pernyataan di atas, kegunaan gambar kartun dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam penggunaan media gambar kartun dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan sebaik-baiknya. 4. Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Cartoon Art
     Model pembelajaran Cartoon Art adalah model pembelajaran kontekstual berbasis kartun, atau dengan kata lain merupakan pengembangan model pembelajaran kontekstual yang dikemas dalam seni kartun. Model pembelajaran Cartoon Art, menyajikan pembelajaran dengan menyenangkan. Baik strategi, metode, teknik, maupun langkah pembelajaran animasi disajikan dan dikombinasikan dengan tokoh kartun. Model Pembelajaran Cartoon Art bertujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Model ini dipilih karena melihat keadaan anak usia Sekolah Dasar yang sangat menyukai berbagai tokoh kartun. Belajar dengan ditemani tokoh kartun idola dapat membuat siswa lebih tertarik untuk membaca dan memahami isi dari materi yang disajikan. Selain itu, guru dapat lebih menarik perhatian siswa untk mengikuti pembelajaran yang dirancangnya. 
    Model pembelajaran Cartoon Art dirancang berdasarkan model pembelajaran yang sudah ada yaitu model pembelajaran kontekstual. Dalam penerapannya, teknik yang baik bisa diperoleh dengan memperhatikan karakter siswa dan lingkungan dalam suatu ruangan tersebut. Sebagai contohnya bisa dilihat karakter siswa yang cenderung diam atau proaktif, lingkungan sosial budayanya, isu-isu segar dalam lingkungan, dan masih banyak lagi. Alasan mengapa ini dilakukan adalah agar menarik perhatian siswa untuk menyimak dan ikut berperan didalamnya. Hal ini mengacu pada teori mengenai perhatian yang mana seseorang akan lebih tertarik untuk memperhatikan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya. Model pembelajaran ini dikemas dalam berbagai bentuk. Baik berupa buku materi ajar, tayangan slide di power point, alat peraga, dan permainan yang semuanya terinspirasi dari tokoh kartun.

Sagala (2009: 92) dan Riyanto (2010: 168-169) menguraikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran kontekstual sebagai berikut: 
  1. Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan
  2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok bahasan
  3. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya
  4. Menciptakan masyarakat belajar
  5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran
  6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan
  7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

    Dalam hal ini penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis cartoon art adalah mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dengan nuansa karakter kartun yang diidolakannya dan memadukan atau menggunakan strategi example non example dalam pembelajarannya.
  Maka dari itu guru harus mampu berdaya saing dierah globalisasi, sahingga ikatan guru indonesia, telah melaksanakan worshop nasional "SAGUSABLOG" dimana guru dilatih cara membuat blog . diharapkan setiap guru memiliki satu blog. semoga kegiatan yang dilaksanakan mampuh membawah perubahan, dan dapat meningkatkan kreatifitas guru.



Contoh Media Publikasi Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Cartoon Art

Media pembelajaran cartoon art


Media pembelajaran cartoon art


Referensi Youtube Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Cartoon Art :


1 komentar:

  1. Melbet Hotel, Casino & Brewery | Jordan7 Retropie
    Melbet air jordan 18 retro men blue cheap Hotel, Casino air jordan 18 retro men blue shop & Brewery, Hotel & Brewery is the premier destination get air jordan 18 retro yellow suede in the Jordan air jordan 18 retro yellow suede from my site region for luxury, find air jordan 18 retro men blue gaming, hotel accommodations and

    BalasHapus